Jakarta, The Capital of ASEAN
Ada rasa penasaran ketika melewati sebuah gedung yang sudah terlihat tua di dekat Blok M ini. Gedung Sekretariat ASEAN. Setelah mencoba masuk, interiornya pun aku dan temanku komentari, "Old-school." Ada eskalator yang kami taksir umurnya lebih dari umur kami. Saking tuanya. Rupanya, gedung ini sudah berumur 32 tahun karena diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 9 Mei 1981.
Yang aku ingin tahu, mengapa anggota negara ASEAN memutuskan Jakarta menjadi headquarter-nya ASEAN?
Narsis di depan Gedung ASEAN Secretariat. |
Pendirian ASEAN Secretariat disahkan melalui Agreement on the Establishment of the ASEAN Secretariat yang dilakukan di KTT pertama ASEAN, Bali 24 Februari 1976. Di dalam dokumen itu disebutkan bahwa ASEAN membentuk Permanent Secretariat of the ASEAN yang disebut dengan ASEAN Secretariat dan lokasinya berada di Jakarta, Indonesia. Para negara anggota menyadari perlunya kantor pusat untuk meningkatkan efisiensi untuk koordinasi badan-badan di bawah ASEAN serta untuk implementasi kegiatan dan proyek ASEAN agar lebih efektif.
Sebelumnya, ASEAN Secretariat 'nebeng' di Gedung Departemen Luar Negeri sampai gedungnya jadi tahun 1981. Kini tak hanya kegiatan internal ASEAN saja yang dilaksanakan di Gedung ASEAN Secretariat, namun juga kegiatan yang merupakan kerjasama ASEAN dengan US Mission to ASEAN atau Japan Mission to ASEAN.
ASEAN Secretariat dipimpin oleh Secretary-General (Sekretariat Jenderal) yang mempunyai masa jabatan selama empat tahun (dua tahun saat Agreement pertama). Sekjen ASEAN pertama bernama Hartono Dharsono yang berasal dari Indonesia dan sekjen saat ini ialah Le Luong Minh dari Vietnam.
Tidak dijelaskan apa pertimbangan lokasi ASEAN Secretariat di Jakarta di dalam dokumen. Saat itu, ASEAN baru memiliki lima anggota yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Saat awal-awal pendirian ASEAN, Singapura dan Malaysia belum lama merdeka. Thailand tak pernah dijajah dan Filipina sudah sejak abad 19 sudah merdeka. Sedangkan kalau dilihat dari kemerdekaannya Indonesia berada di tengah-tengah.
Namun saat itu, Indonesia adalah negara yang sangat berpengaruh. Negara yang sangat luas dan letaknya strategis. Selain itu, kepimpinan saat itu dipegang oleh Presiden Soeharto. Soeharto sangat disegani oleh negara tetangga dan diplomasi dunia. ASEAN mengupayakan kawasannya supaya damai, bebas, dan netral. Hal itu diperlukan ketahanan regional yang dimulai dari ketahanan nasional. Indonesia yang memiliki konsep wawasan ketahanan nasional yang diutarakan oleh Soeharto dan ini berdampak besar pada ASEAN.
Selain itu, pada masa pemerintahan Soeharto, hubungan Indonesia dan Malaysia yang punya masa lalu buruk, dinormalisasi. Mahathir Mohamad, mantan PM Malaysia sangat menghormati Soeharto. Dari sisi perekonomian, di saat pendirian ASEAN adalah awal mula pemerintahan Pak Harto. Perekonomian yang sebelumnya tidak stabil, diserahkan oleh Pak Harto kepada mafia Berkeley, sekelompok ekonom UI. Hingga kondisinya baik, dan sejarah mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 1967-1977 memiliki rata-rata 7,2% per tahun.
Negara Indonesia dijadikan lokasi kantor pusat ASEAN dengan pertimbangan lokasi yang strategis, negara yang berpengaruh, dan negara yang bagus ketahanan nasional serta perekonomiannya (pada saat itu).
The Capital of ASEAN
Tidak pernah ada term resmi bahwa the Capital of ASEAN adalah di Jakarta. Jakarta 'hanya' menjadi lokasi headquarter-nya ASEAN. Meski begitu, Jakarta tidak seterkenal New York yang merupakan lokasi kantor pusat PBB, atau Den Haag lokasi Mahkamah Internasional, atau Jenewa dan Roma yang menjadi headquarter bagi beberapa organisasi PBB.
Rencananya, gedung ASEAN Secretariat dijadikan salah satu landmark Jakarta oleh petinggi ibukota negara kita ini. Pemprov DKI Jakarta akan memberi lahan bekas Kantor Walikota Jakarta Selatan untuk gedung ASEAN Secretariat. Dan ini akan memiliki potensi wisata layaknya New York dengan Gedung PBB-nya atau Den Haag dengan gedung Mahkamah Internasional. 'Markas' ASEAN akan dibangun dengan elemen keunikan negara-negara ASEAN.
Selain Jakarta, rupanya Bangkok juga menyiapkan diri untuk menjadi ibukota ASEAN setelah mulai ASEAN Community 2015. Kota Bangkok ingin menjadi Brussels-nya ASEAN (Brussels, ibukota European Union).
Trus, gimana dong?
Edmund Sim, seorang penasehat ASEAN Secretariat dalam blognya menulis tentang mengapa Jakarta harus menjadi ibukota ASEAN. Jakarta memiliki masalah infrastruktur, seperti macet yang tiap hari terjadi dan banjir. Mengapa tidak dipindahkan ke Singapura yang lebih stabil kondisinya, meski biaya operasional pasti akan lebih mahal.
Ia kemudian menyimpulkan bahwa tidak masalah letak ASEAN Secretariat di mana. Dan sudah seharusnya, gedung ASEAN Secretariat berada di lokasi yang multikultur. Letaknya di Jakarta juga bagus karena hampir semua negara ASEAN mengalami permasalahan yang ada di Jakarta. Yang lebih penting diurusi adalah apakah negara anggota ASEAN mau berkontribusi sumber daya untuk kemajuan ASEAN.
Nah, gedung ASEAN Secretariat sudah berada di Jakarta sejak lama. Dan memang tidak ada rencana atau persetujuan untuk pindah. Sebagai tuan rumah negara-negara ASEAN, Jakarta harus membenahi masalah infrastruktur serta rencana pembangunan Gedung Secretariat yang baru, juga menjadi salah satu langkah untuk lebih memperkenalkan Jakarta sebagai 'Diplomatic City of ASEAN' kepada dunia.
Sebelumnya, ASEAN Secretariat 'nebeng' di Gedung Departemen Luar Negeri sampai gedungnya jadi tahun 1981. Kini tak hanya kegiatan internal ASEAN saja yang dilaksanakan di Gedung ASEAN Secretariat, namun juga kegiatan yang merupakan kerjasama ASEAN dengan US Mission to ASEAN atau Japan Mission to ASEAN.
ASEAN Hall. |
Tidak dijelaskan apa pertimbangan lokasi ASEAN Secretariat di Jakarta di dalam dokumen. Saat itu, ASEAN baru memiliki lima anggota yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Saat awal-awal pendirian ASEAN, Singapura dan Malaysia belum lama merdeka. Thailand tak pernah dijajah dan Filipina sudah sejak abad 19 sudah merdeka. Sedangkan kalau dilihat dari kemerdekaannya Indonesia berada di tengah-tengah.
Aku pasang foto ini tiga kali bok, hihihi. Abis ada bendera negara-negara ASEAN-nya. |
Selain itu, pada masa pemerintahan Soeharto, hubungan Indonesia dan Malaysia yang punya masa lalu buruk, dinormalisasi. Mahathir Mohamad, mantan PM Malaysia sangat menghormati Soeharto. Dari sisi perekonomian, di saat pendirian ASEAN adalah awal mula pemerintahan Pak Harto. Perekonomian yang sebelumnya tidak stabil, diserahkan oleh Pak Harto kepada mafia Berkeley, sekelompok ekonom UI. Hingga kondisinya baik, dan sejarah mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 1967-1977 memiliki rata-rata 7,2% per tahun.
Negara Indonesia dijadikan lokasi kantor pusat ASEAN dengan pertimbangan lokasi yang strategis, negara yang berpengaruh, dan negara yang bagus ketahanan nasional serta perekonomiannya (pada saat itu).
Hampir sebulan setelah Ultah ASEAN. ^^ |
Tidak pernah ada term resmi bahwa the Capital of ASEAN adalah di Jakarta. Jakarta 'hanya' menjadi lokasi headquarter-nya ASEAN. Meski begitu, Jakarta tidak seterkenal New York yang merupakan lokasi kantor pusat PBB, atau Den Haag lokasi Mahkamah Internasional, atau Jenewa dan Roma yang menjadi headquarter bagi beberapa organisasi PBB.
Rencananya, gedung ASEAN Secretariat dijadikan salah satu landmark Jakarta oleh petinggi ibukota negara kita ini. Pemprov DKI Jakarta akan memberi lahan bekas Kantor Walikota Jakarta Selatan untuk gedung ASEAN Secretariat. Dan ini akan memiliki potensi wisata layaknya New York dengan Gedung PBB-nya atau Den Haag dengan gedung Mahkamah Internasional. 'Markas' ASEAN akan dibangun dengan elemen keunikan negara-negara ASEAN.
Selain Jakarta, rupanya Bangkok juga menyiapkan diri untuk menjadi ibukota ASEAN setelah mulai ASEAN Community 2015. Kota Bangkok ingin menjadi Brussels-nya ASEAN (Brussels, ibukota European Union).
Edmund Sim, seorang penasehat ASEAN Secretariat dalam blognya menulis tentang mengapa Jakarta harus menjadi ibukota ASEAN. Jakarta memiliki masalah infrastruktur, seperti macet yang tiap hari terjadi dan banjir. Mengapa tidak dipindahkan ke Singapura yang lebih stabil kondisinya, meski biaya operasional pasti akan lebih mahal.
Ia kemudian menyimpulkan bahwa tidak masalah letak ASEAN Secretariat di mana. Dan sudah seharusnya, gedung ASEAN Secretariat berada di lokasi yang multikultur. Letaknya di Jakarta juga bagus karena hampir semua negara ASEAN mengalami permasalahan yang ada di Jakarta. Yang lebih penting diurusi adalah apakah negara anggota ASEAN mau berkontribusi sumber daya untuk kemajuan ASEAN.
Nah, gedung ASEAN Secretariat sudah berada di Jakarta sejak lama. Dan memang tidak ada rencana atau persetujuan untuk pindah. Sebagai tuan rumah negara-negara ASEAN, Jakarta harus membenahi masalah infrastruktur serta rencana pembangunan Gedung Secretariat yang baru, juga menjadi salah satu langkah untuk lebih memperkenalkan Jakarta sebagai 'Diplomatic City of ASEAN' kepada dunia.
❤❤❤
Note dan Referensi:
Foto koleksi pribadi.
Agreement on the Establishment of the ASEAN Secretariat Bali, 24 February 1976
Why Should Jakarta Be the "ASEAN Capital"?
jadi pengen main ke sekretnya, na. :D
BalasHapusAyo Mbak, besok aku main lagi ke sana :D
Hapusdengan moment ini kita bisa berharap dan mendorong gar pihak pemerintah dapat memberikan lahan dan memperbaiki infrastruktur bagi penempatan yang layak bagi salah satu negara yang memiliki situs bersejarah untuk kawasan di ASEAN.
BalasHapusSebuah usulan pindah ke salah satu negara dengan biaya mahal karena infrastruktur yang ada sekarang ini, tidak akan menyelesaikan suatu permasalahan, yang ada, yanga ada hanya merubah situs bersejarah yang seharusnya dapat dijaga dan dilestarikan bersama. Seperti halnya situs sekretariatan PBB dan juga MI..
Salam wisata
jakarta memang layak jadi headquarter Asean :), salam kenal...
BalasHapussaluttt, finishe sampe 10 postingan.
BalasHapusTrs, tuh poto2mu fresh njepretannya?
Amanah yang berat mesti dipikul bangsa ini ya Na
BalasHapusNtu yang bangkok Wat Phra Kaew khan ?? hahaha :D
BalasHapus