Tesmak

Abis ketemu sama Bu Monda dan Mbak Irni tadi pagi, aku pulang naik busway. Keingetan kalau tesmak alias kacamataku sudah mbaret-mbaret. Maklum, suka ngelap kacamata pake keset welcome cokelat. Pun, udah lama banget nggak ganti lensa/kacamata. Jadilah aku mampir ke ITC Kuningan dulu...

Eh, ternyata mahal. Tiga ratus ribu. Untuk ukuran lensa level biasa dan mutu tak terlalu terjamin itu terlalu mahal. Perasaan terakhir cuma 100 ribu deh... Ditawar nggak mau lagi. Yasudah, ke optik di pasar dekat rumah saja.

Mukaku lagi ndembik, jadi tak blur..0.

Optik di pasar nggak ada frame bagus, yowis ganti lensa thok. Dan cuma 120 ribu. Belum pakai nawar. Itu lensa yang paling biasa. Si yang jual bilang, ada yang lapisannya lebih bagus gitu, 160 ribu. Akhirnya coba yang itu, ditawar dapat 150 ribu.

Aku lali minusku berapa, tak kira enam. Ternyata kacamataku yang sekarang 5.50 dan 5.75. Silinder 1.50 dan 0.50. Pas dicek pakai komputer (auto-refraktometer), minusku sudah tujuh lebih dong... oh my sheep... Pas dicek manual, juga tujuh-an. Tapi coba pakai lensa yang ukurannya sama kacamataku sekarang, juga enak-enak aja dipakainya. Jadinya tetap 5.50 dan 5.75.

Mbaknya: "Bisa baca huruf yang baris terakhir nggak?"
Aku: "Bisa, sudah hapal dari tadi mbak."

Aku pikir sejam bisa jadi. Eh ternyata stok lensa silindernya abis... karena jarang yang silinder di atas satu. Jadi baru jadi besok siang. Mana perasaanku, aku nggak punya kacamata lagi di rumah. Yang terakhir frameless tak kasih ke bapakku framenya. Aaaahhh, alamat semalam ini nggak ngeblog... nggak main komputer... The Sims Social gimanaaa donggg... mimpiku nggak jelas nantiiiii... kayak tidur pakai kacamata aja.

Aku diantar Mbak Lis ke optik di pasarnya, yowis abis urusan kacamata, aku jalannya bisa dituntun Mbak Lis. Hehehe, abis burem... Ke Ramayana dulu bentar sama Mbak Lis. Ditanyain Mbak Lis, emang aku nggak liat banget apa kalau nggak pakai kacamata. Ya liat sih, tapi kayak ngeblur gitu... nggak enak.

Boleh nggak beli kacamata yang ini aja...?

Tiba-tiba aku liat sesuatu, tentu saja nggak jelas bagi mataku. Kupicingkan mata sedikit. Oh... Aku bilang sama mbakku, "Lah iklan tolak angin itu aja aku nggak jelas liatnya kok mbak." Ini nih fotonya...

Tak deketin lagi, eh ternyata bukan iklan tolak angin tho. Abis mirip sihhh sama bungkusnya...

Comot dari sini.

Aku lagi males nulis nih, pasang foto-foto aja ya selanjutnya.

Nah abis itu aku liat dua anak kecil kepo sama manekin wanita hamil.

Abis itu Mbak Lis beli bakso.

Mau liat nggak baksonya gimana? Niiihhh... ada Indomie di rebus juga euy...

Eh, fotonya ngeblur ya? Hehehe... kan ceritanya aku nggak pakai kacamata. Jadi yang kuliat ya ngeblur-ngeblur, hihihi...

Trus sekarang ngeblognya piye?

He he he, ternyata aku punya satu kacamata berbingkai pink, tapi patah... jadinya kacamatanya bingkainya berselotip. Lompat dikit, lensanya copot, hehehe... yang penting bisa liat deh.

Pernah aku tulis di Seminggu Tanpa Kacamata, bahwa kalau nggak bisa liat jelas itu nggak enak sekali. Jadi nggak konsenan lah... Bersyukur bersyukur sekali punya mata yang bisa melihat... Bersyukur juga ada yang invent kacamata, hehehe.

❤❤❤

Tesmak = kacamata