Mblegendong

Note: Ini postingan curhat, hehe... biasanya juga gitu sih.

"Dia tuh kuat nggak makan, tapi kuat buat makan juga," begitu ibuku cerita tentangku ke temanku. Memang benar kata ibuku, aku bisa melewatkan makan seharian tapi mampu juga menghabiskan makan dalam porsi banyak sekali makan.

Minggu lalu, aku diajak ke nikahan teman kantor ibuku di ballroom hotel di daerah Senayan. Hampir aku tak mau, malu kalau aku nanti letheg (kucel) sendiri. Kata ibuku, yang mantenan anak orang kaya. Betul, resepsinya besar sekali, dekorasinya pun wow. Dan kamu tahu apa yang menarikku?

Dessert. Tak tahan godaannya.

Aku nggak paham resepsinya model bagaimana itu. Jadi undangan jam tujuh malam, tapi pengantinnya belum datang. Para tamu ya disuruh makan yang dihidangkan dulu. Baru hampir jam delapan malam, si pengantin masuk ke ballroom tempat resepsi gitu. Si yang pria menunjukkan aksinya men-DJ dan yang wanita menyanyi. Aku juga nggak begitu lihat, wong orangnya aja banyak begituhhh...

Souvenir mantennya. Emang aku disuruh gak ngemil kali ya, pas kubuka plastiknya... tiga cookies jatuh terjerembab ke lantai yang kotor... hihihi.

Nah, balik lagi ke dessert. Ada meja agak pinggir yang memamerkan dessert-dessert menawan. Mau kufoto sakjane, tapi ya aku malu gitu, mosok makanan di mantenan wae difoto tho. Banyak gelas-gelas kecil berisi dessert dan kue-kue kecil namun tampak elegan. Hm, di mataku.

Aku ambil sendok kecil dulu. Lalu aku ambil gelas berisi chocolate mousse... setelah habis, gelasnya ditaruh, tapi sendok tetap di tangan. Ambil lagi white chocolate mousse... ambil lagi mango lassi, ambil lagi pie cokelat, ambil lagi pie buah, ambil lagi custard-filling cake, ambil lagi lemon cake, ambil lagi kayak semacam dawet a la Thailand gitu... ambil lagi mango shorbet... NGOK!

Anehnya makanan kecil yang asin aku nggak tertarik. Pas pulang ibuku perhatiin lengan atas sama pahaku. Katanya aku disuruh mengurangi makan. "Wahhh bener, kamu wis OVER... OVER... mblegendong tenan kamu og..."

Dan hell yeah, beratku 75 kilo sekarang... yah dengan tinggi tak sampai 160. Apa pendapatmu?

Aku sih merasanya aku biasa-biasa aja. Tapi celana jeans ukuran 36 pun sudah nggak masuk. Dasterku lengannya udah pada sesek aku pakai. Sekarang mbak di rumah masak banyakan sayurannya. Tiap hari ngemilnya buah. Diceramahin ibuku mengenai tetek bengek permakanan. Tetep aja, aku kemarin makan JetZ yang rasa cokelat... hmmm...

Kenapa JetZ enaaaakkk...

Makannya sok dikit tapi pake lanting (cemilan dari singkong)... podo wae...

Sebenarnya sih gendut juga nggak apa-apa, tapi untukku gendut tuh menyiksa diri. Aku pernah cerita minyak sendiku kurang. Nah, kalau gendut, berarti tulang kan menopang tubuh lebih berat, jadi kalau aku jalan baru sebentar aja, lututku sudah sakitnyaaa minta ampun. Apalagi kalau sudah sakit lutut begitu, disuruh turun tangga... Mau teriak tapi ya harus ditahan.

Sejak Januari lalu hingga sekarang, aku sering mengeluh lututku sakit. Ternyata ditengarai, berat badan lah sebabnya.

Gimana yaaaa biar cepat turun berat badannya? 

❤❤❤

Mblegendong = arti aslinya aku gak tau, tapi suka dipake buat istilah gemuk, lemu