Midnight At Mustafa

Dua minggu yang lalu (18/1), aku harus menunggu penerbanganku dari Singapore ke Jakarta selama 12 jam. Itu dikarenakan, tentu saja, cari tiket yang paling murah. Bisa saja aku tak perlu transit lama-lama di Changi trus pulang ke Jakarta naik Singapore Airlines (SQ) gitu ya, tapi kantong booo kantonggg!

Aku tiba di Changi dari Macau sekitar jam 9 malam versi jam sana. Dan penerbangan ke Jakartaku adalah jam 9 pagi keesokan harinya. Setelah turun dari si Tiger, aku berjalan menuju loket imigrasi. Jauh amat booo, gate turun di ujung kiri, loket imigrasi di ujung kanan gedung. Aku ingat sekali, petugas yang memeriksa dokumenku namanya Mohd. Ghazalie, kalau ketemu dia salam ya. Di sebelahnya ada pria India bersurban, tapi aku tak bisa melihat name tagnya.

Mas MG (Mohd. Ghazalie, maksudnya): "Nak bagaimane ni?" Dia melihat kartu kedatanganku dan bagian length of stay dan tempat tinggal di Singapura tidak kuisi. Aku melihat mukanya dengan tampang, "Please don't speak Malayyy, aku tak paham dialek mu, lalalala... kalau Boso Jowo baru boleh."

Aku: "Aku mau transit thok kok mas..."

Mas MG: "Ke Jakarta? Terminal mana?"

Aku: "Hooh, terminal satu. Lion Air. Nine o'clock, tomorrow morning."

Mas MG: "So where will you stay in next 12 hours?"

Aku: "Well, I still don't know. But abis ini I will go to terminal 1."

Pria India: "Oh, so you will stay in terminal one?"

Aku: "YEAHHH!"

Aku mengiyakan dengan yakin. Padahal setelah itu, aku bersama Bellita ngelayap ke Mustafa. Huihihi, sori, tak bohongin kalian... Aku baru ke terminal satu keesokan harinya pukul setengah delapan pagi.

Meninggalkan bagasi di tempat deposit baggage Terminal 2, makan McDonald's karena di Tiger nggak dikasih makan jadi kelaparan, dan cao ke MRT station di Terminal 2.

Ferrer Park

Aku manut aja sama Bellita yang telah meriset kalau Mustafa lah tempat yang 24 jam. Mungkin yang 24 jam juga banyak. Di luar pom bensin dan 7-Eleven ya. Mungkin tempat clubbing kali? Tapi ngapain juga, hehehe... Mustafa sendiri paling dekat dengan stasiun Ferrer Park. Dari Changi tiga kali transit. Di Tanah Merah, Paya Lebar, dan Serangoon.

Karena kami naik kereta pun sudah lebih dari jam setengah sebelas malam, kereta yang kami naiki pun sudah merupakan kereta-kereta terakhir yang kalau kami telat lari, sudah tak dapat kereta lagi. Hampir satu jam akhirnya sampai juga Farrer Park. Waktu keluar aku ingat, ini kan dekat Rumah Sakit Kandang Kerbau...

Di Jalan Besar.

Tak sampai 500 meter jarak stasiun dengan Mustafa Centre. Di dekatnya ada Masjid Anguilla. Rencananya mau turu di situ, eh tutup. Terpaksa nggak tidur deh. Aku pun masuk ke Mustafa Centre dan takjub dengan isinya. Semua barang kayaknya ada deh situ. Dan harganya biasa saja mengingat Mustafa Centre kan toko yang 24 jam. Mata tergoda dengan barang-barang di sana, namun uang tak seberapa, akhirnya mendapatkan satu kaleng Coca Cola Cherry, sabun melatinya Yardley, dan dua kaos untuk adik dan bapakku.

Setelah keluar pun kami duduk di kursi depan Mustafa... waktu menunjukkan pukul dua malam... aku berpikir, kalau aku di Jogja atau Jakarta mungkin nggak akan kali ya ngelayap sampai jam dua malam kayak begini...

♥♥♥