Ibuuu, Anakmu Gendeng!

Siang-siang ibu menelepon ke rumah untuk menanyakan kabarku. Padahal sih, dia nanya pas udah pulang pas kerja juga bisa. Tapi namanya ibu kali ya, pengen tahu gimana anaknya secepatnya. Hari itu hari aku sampai rumah setelah melewati penerbangan dari Singapore.

Ibu: "Piye tadi malem di Singgapur?"

Aku: "Akhirnya aku jalan-jalan ke Mustafa, Bu."

Ibu: "Gendeng. Tengah malam gitu?"

Aku: "Hooh."

Ibu: "Gendeng. Mustafa ki ning ndi je?"

Aku: "Itu cedhak Little India, Serangoon Road, Rangoon Road, ya di situ bu."

Ibu: "Oh, hooh hooh. Gendeng. Njuk tidur nggak?"

Aku: "Nggak."

Ibu: "Gendeng. Ngopo wae nang Mustafa?"
Aku: "Liat-liat barang lucu-lucu, ngeliatin orang India kongkow-kongkow, muter-muter sekitar situ."

Ibu: "Gendeng."

Aku: "Trus ada orang India ngikutiiinn aku sama Bellita, padahal sih mungkin nggak ngikutin, kitanya aja yang kegeeran, lari-lari deh deket Mustafa."

Ibu: "Gendeng."

Aku: "Ah udah ya Bu dadaaa..."

Ibu: "Yo, dasar gendeng..."

Ada ibu-ibu lain yang suka ngatain anaknya gendeng nggak? Hahaha... Kalau ibuku tau sesuatu hal yang lain, aku bisa dikatain gendeng terus. Begini, MRT di Singapore mulai beroperasi pada jam 05.30. Tapi pada line yang melewati Stasiun Ferrer Park, kereta pertama baru lewat jam 06.21. Itu berarti kita harus menunggu lebih lama...

Padahal, kita udah di Mustafa dari jam 12 malam. Nggak tahu mau ke mana lagi. Udah muter-muter, udah jalan agak jauhan, sambil nyanyi Majulah Singapura kayak orang gendeng, kok kayaknya jamnya nggak gerak-gerak. Kami pun mati gaya. Akhirnya jam empat kami duduk di depan pintu turun ke Ferrer Park. Karena belum jam 05.30 ya stasiun belum buka.

Kupikir aku bisa diskusi sama mata supaya melek lebih lama. Ternyata aku nggak kuat. Akhirnya aku menaruh ranselku di tempat yang kami duduki, trus tidur. Ranselnya buat bantal. Temenku tak tinggal turu, wkwkwk. Padahal aku pernah ngenyeki sepupuku yang nyenyak tidur di musholla di Tawang bersama copet-copet, sementara aku terjaga baca buku. Eh kini aku sendiri bisa ngimpi segala pas tidur di stasiun. Baru tiga puluh menit tidur, Bellita membangunkanku. Waktu hampir jam 05.30. Rupanya belum dibuka juga. Karena baru buka setelah jam enam karena di stasiun itu kereta pertama arah Harbour Front tiba jam 06.12. Sedangkan keretaku arah sebaliknya jam 06.21.

Teralisnya mulai naik ke atas untuk terbuka.

B: "Na, tadi diliatin banyak orang loh."
U: "Apanya?"
B: "Ya kamu tidur tadi. Ada yang naik sepeda nengok kiri cuma buat ngeliatin."
U: "Ooo cuma diliatin ini kan."
B: "Iyaaa, tapi aku jadinya yang maluuu. Kamu enak tidur, nah aku bangunnn..."

Yang sabar ya Bel. Emang itu malu-maluin ya?
Dan ibuku belum tahu aku pernah tidur di depan stasiun Ferrer Park. Paling-paling kalau tahu, cuma bilang gendeng lagi...

♥♥♥